Selasa, Maret 22, 2011

Lingkungan DAPAT mempengaruhi PERILAKU !

Di pertengahan tahun 2010, terdapat fenomena perilaku abnormal yakni anak-anak yang merokok. Salah satunya yang paling fenomena adalah anak yang berusia 4 tahun berada di desa Pagejugan, Brebes. SA (inisial anak) adalah anak yang selalu ditinggal bekerja oleh ayah (Td) dan ibunya (Nh). Hal tersebut yang menjadi peluang bagi SA untuk berperilaku menyimpang karena tidak ada pengawasan dari kedua orangtuanya.

Kondisi dan situasi rumah orangtua SA yang padat dan ramai akan orang-orang dewasa pria yang mengonsumsi rokok. SA pun mengamati dan nalurinya sebagai anak yang di saat itu berusia 3 tahun penasaran dan ingin 'memainkannya'. orang-orang dewasa tersebut menganggap sepele dan terus merokok bahkan mengucapkan omongan yang tidak sepantasnya di depan SA.

Disuatu ketika ayah SA sedang merokok, lalu puntungan rokok tersebut dipungut oleh SA lalu dimasukan kedalam mulutnya. Namun, hal tersebut mungkin dilarang oleh ayahnya namun karena anak seusia SA pada saat itu sangat besar rasa penasarannya terhadap rokok itu. Awalnya hanya sebatas mainan puntung rokok dari bekas rokok ayahnya. Namun, lama kelamaan puntung rokok yang masih menyala itu dihisap. Bahkan, kini anaknya sudah berani mengambil rokok untuk dan minta dinyalakan. "Kalau dilarang, anak saya menangis dan tidak bisa dihentikan. Ini yang membuat kami kerepotan," tutur Nurul, yang mengaku kebiasaan merokok anaknya itu kini sudah mulai berkurang(www.radartegal.com)

Untuk bisa menghilangkan kebiasaan merokok pada anak-anak dibawah umur, perlu adanya kesadaran dari keluarga, salah satunya adalah dengan membebaskan lingkungan rumahnya dengan rokok. Dikatakan, guna mencegah bahaya merokok, pemerintah juga akan melakukan sosialisasi bebas merokok. "Yaitu dengan cara menempelkan stiker bebas merokok di tempat-tempat tertentu," terangnya.

Kasus di atas berkenaan dengan psikologi lingkungan. Di mana psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Perilaku manusia dapat dipengaruhi dari lingkungan sekitarnya begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan tidak sehat dapat berdampak buruk bagi psikologis dari individu tersebut, contohnya SA.


Dalam kasus itu juga terdapat pengaruh dari behaviouristik, karena SA telah terdapat proses belajar dalam menggunakan rokok dan proses kognitif yakni mengingat dan merekam pembicaraan yang didengarnya.


Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori ini dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.


Psikologi kognitif adalah salah satu cabang dari psikologi dengan pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologi kognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi.

Untuk itu, bagi yang memiliki anak atau adik dan juga anggota keluarga tersayang agar mengelola dan mengawasi lingkungan sekitar agar sehat dan berdampak baik bagi psikologis tiap anggota keluarga dan  juga diri sendiri.

Ini hanyalah contoh yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua.
Semoga bermanfaat dan lebih mawas diri dan sesama. <3

Tidak ada komentar:

Tentang Chy

Foto saya
Chyntia Harli Berjilbab Kelahiran 1990 & Ship Kuda @ChynHrl Facebook.com/chyntia.harl