Karena hal itu, kelas campuran di ubah. Bahkan jika hanya ada dua anak penyandang autisme di sekolah tertentu, kelasnya sering disiapkan dengan perhitungan ketat untuk memenuhui kebutuhan-kebutuhan khusus anak-anak autis tersebut. Karena merupakan siswa yang paling lemah dan rentan, bagi mereka juga disediakan sebuah kelas khusus di mana mereka dapat merasa aman. Anak-anak yang lain juga mendapatkan keuntungan dengan peraturan itu. Orang berfikir bahwa ada anak-anak lainnya di sekolah yang belum didiagnosa sebagai autistik tapi memiliki kekurangan yang sama (sebagai contoh, anak-anak yang juga mendapatkan kesulitan dalam menganalisa makna) dan mereka juga mendapatkan keuntungan dari strategi pendidikan ini. Kombinasi baru ini, di mana yang paling lemah tidak harus beradaptasi dengan metode dan kurikulum mengajar bagi yang paling kuat, memiliki lebih banyak kesempatan untuk berhasil.
Selama 10 tahun terakhir, telah ada kesadaran yang semakin besar bahwa anak-anak penyandang autisme benar-benar bisa mengalami kemajuan dalam kegiatan belajar yang diberikan jika disesuaikan dengan kelemahan khusus mereka. Mereka tidak hanya belajar beradaptasi dengan situasi, dalam hubungan satu orang berhadapan dengan satu orang, tapi juga dapat bekerja secara mandiri dan kadang-kadang dengan orang lain (jika sasaran pendidikan cukup terindividualisasi). Praktek juga telah membuktikan bahwa jenis pendidikan ini, yang lebih berfokus pada kejelasan visual, tidak hanya baik bagi anak-anak penyandang autisme tapi juga bagi anak-anak lain yang tidak benar-benar didiagnosa sebagai autistik.